Konsep rumah minimalis adalah sebuah konsep arsitektur bangunan yang sedang menjadi tren di kota urban metropolitan. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan hunian yang meningkat tetapi lahan yang ada sangat terbatas.
Bukan sekadar latah atau ikut-ikutan, tren minimalis adalah sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban metropolitan yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.
Rumah minimalis pun hadir dengan karakter lebih jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik. John Pawson yang dianggap sebagai guru “minimalisme” menghadirkan desain rumah yang minim garis, suasana yang hening dan indah. Namun perlu juga diperhatikan jika terlalu minimalis maka rumah akan menjadi steril, tunggal rupa, dan cenderung membosankan. Oleh karena itu perlu dipahami bersama bagaimana pengembangan dasar rumah minimalis dalam konteks budaya masyarakat urban kita.
Penataan taman yang mempunyai konsep minimalis akan memberikan “roh” kelembutan terhadap kekakuan bentuk bangunan, kekerasan bahan material, dan keselarasan hidup dengan lingkungan teduh sekitar. Kehadiran pepohonan yang rindang, halaman berumput, dan tanaman teduh lainnya memberikan suasana segar dan hidup untuk mengisi “kehampaan” rumah minimalis. Pada akhirnya nilai keindahan rumah minimalis tidak lagi mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan. Maka tak heran jika kemudian rumah minimalis menjadi pilihan masyarakat urban yang merindukan kejujuran, kesederhanaan, dan kepolosannya.